Part 4 - Telah terima

105 28 28
                                        

Aku telah menyadari kekhilafan ku selama ini, aku akan berusaha melupakan masa lalu untuk melanjutkan semuanya.

~OoO~

Disinilah Dira berada sekarang, di sebuah kamar tidur yang nyaman. Dengan warna cat yang senada, yaitu biru langit yang menghiasi setiap ornamen yang ada di kamar itu, serta hiasan dinding yang selalu tertata rapi, membuat siapa saja yang telah berada di dalam kamar itu pasti enggan untuk meninggalkan tempat yang senyaman itu.

Masih di atas ranjangnya, Dira masih tertidur pulas, karena semalam ia memang susah untuk memejamkan matanya. Sampai suara jam alarm miliknya berbunyi yang langsung membuatnya bangun dari mimpi indahnya.

Kringgg... Kringgg.... Kringgg...

"Berisik." kata Dira mematikan alarm yang telah membangunkannya.

Dengan langkah malas, Dira bangkit dari tempat tidurnya itu dan langsung menuju kamar mandi.

Toktoktok...

terdengar suara ketukan bi Yati dari luar pintu kamar Dira."Non udah siang ni, bangun."

"Iya bi, Dira udah bangun kok." terdengar sahutan Dira dari dalam kamar mandi.

•••••••

Setelah Dira telah lengkap dengan seragam sekolah kebanggaannya, ia pun menuruni anak tangga untuk pergi sarapan. Terlihat Bibi Yati yang tengah menyiapkan sarapan untuk Dira.

"Ini, non sarapannya." kata bibi yang telah melihat Dira telah turun dari kamarnya.

"Mama mana bi?" tanya Dira kepada bi Yati, karena ia tidak melihat keberadaan sang mama yang biasanya selalu menemaninya di meja makan.

"Nyonya, udah pergi ke kantor non dari pagi tadi." jawab bi Yati

'Tumben mama udah pergi ke kantor, apa mama bener-bener mengikuti perkataanku kemarin. Oh tuhan maafkan aku, yang telah membuat mama sedih karena semua perbuatanku'

"Non Dira." ucap bi Yati mengagetkan, karena ia melihat Dira melamun.

"Bibi kenapa sih? Ngagetin Dira aja."

"Non yang kenapa, bibi lihat muka non kok sedih gitu. Non tau nggak muka kayak non itu, persis kayak ayam tetangga sebelah yang mati kemaren." kata bi Yati yang berusaha membuat Dira tertawa, namun tidak berhasil, karena memang lelucon bi Yati itu sedikit receh.

"Dira gpp kok bi, Dira langsung berangkat yah bi assalamualaikum." pamit Dira kepada asisten rumah tangga yang telah lama bekerja dirumahnya itu.

"Waalaikumsalam non, hati-hati ya non." kata bi Yati sebelum Dira telah benar-benar pergi. Bi Yati telah lama bekerja di rumah Dira, bahkan permasalahan penyebab mama dan papanya Dira berpisah pun bi Yati juga tau. Bi Yati telah menganggap Dira sebagai anak kandungnya sendiri, oleh karena itu bi Yati sangat sayang kepada Dira.

~~~~~~

Dira telah sampai di sekolah kebanggaannya. Dengan langkah yang tidak terlalu bersemangat, Dira melangkahkan kakinya masuk ke dalam wilayah SMA Theressya.

'Mama maafin Dira," batin Dira

"Dira janji nggak bakal marah lagi sama mama, Dira tau kalo selama ini Dira udah salah ma, maafin Dira." ucap Dira yang masih berjalan di koridor sekolah.

•••••••

Teeettt.... Teetttt... Teetttt

Terdengar suara bel masuk yang telah dibunyikan oleh guru piket, suara keras itu mampu membuat Dira menjadi sedikit bersemangat untuk lari menuju kelasnya yang berada di ujung sana.

Pilihan Yang SulitWhere stories live. Discover now