Three

18 0 0
                                    

"Assalammualaikum, Bara pulang"
Bara mengetuk pintu lalu masuk, terlihat sekali ketika Bara masuk tidak ada satupun yang menjawab salamnya ataupun menyambutnya.

"Eh den Bara, sudah pulang den?"
Tanya Rere, yang sering di panggil Bi Re, pembantu rumah Bara.

"Alhamdulillah sudah bi, mama mana ya bi?" Tanya Bara matanya mencari-cari sekeliling rumah

"Oh, bunda didapur den lagi masak" jawabnya
"makasih ya bi"
Bara langsung bergegas menuju dapur setelah mengetahui dimana mamanya berada

Bara berdiri diambang pintu dapur, melipat tangannya dan menyenderkan kepalanya didinding. Ia selalu senang memperhatikan mamanya ketika masak

"mah" panggilnya menyadarkan mamanya
"Eh kamu udah pulang?"
"udah" lalu Bara berjalan menuju meja makan
Setelah sepuluh menit Bara memperhatikan, mamanya datang dengan dua mangkuk sup lalu ia balik lagi dan kini membawa dua piring nasi.

Bara yang melihat sudah mengerti, ia sudah tau kenapa mamanya tidak banyak bicara ketika ia pulang sekolah, ia sudah tau penyebab mamanya seperti ini.

"Ayah belum pulang lagi?" tanyanya hati-hati
"belum, katanya sibuk"

Jawaban mamanya begitu pilu, Bara tau ada kepedihan serta kerinduan yang mendalam dikalimat jawabnya

"sudah ayo makan, Bara sudah laper nih" balasnya manja
"kamu ya" mamanya tersenyum dan mengelus rambut Bara

Bara tersenyum, hanya ini yang Bara mau. Mamanya tersenyum, mamanya mengelus rambutnya, mamanya tertawa. Hanya ini yang Bara butuhkan.

Setelah makan malam, Bara pamit dengan mamanya dan menuju kamarnya.
Bara menghempaskan dirinya diatas kasur, banyak hal yang terjadi hari ini dan itu cukup membuatnya lelah.

Ia melipatkan tangannya, menaruhnya diatas kepala lalu memejamkan matanya, mengingat apa saja yang telah Ia lewati hari ini.
Sekolah baru, teman baru, gadis aneh yang sebangku denganya, bertemu lagi dengan Rian dan Lian, melihat mamanya yang murung dan mengetahui papanya tak kunjung pulang.

Sedih, itu yang Bara rasakan. Ia ingin sekali menghilang dari bumi ini, Ia ingin sekali membawa mamanya hilang bersamanya. Ditempat terkecil tak apa asalkan mamanya bahagia.

***

July mengendarai motornya dengan santai, pagi ini ia terpaksa bangun lebih awal agar ia bisa menjemput Mery

Mery yang berlangkah gontai menghampiri mamanya yang masih sibuk didapur
"Mah, mulai hari ini mery pulang telat ya"
"kenapa?"
"soalnya Mery ditugasin ngerapihin perpustakaan setelah jam pelajaran sekolah"
"kenapa? Kenapa harus Mery?" Tanya mamanya heran
"ga tau,Mery dipilih sama Bu Siti"
"yaudah, kalau sudah pulang jangan kemana-mana"
"okey" jawabnya dan langsung menuju meja makan.

July yang sudah berada didepan, langsung mengklakson motornya agar Pak Atan supir pribadi Mery membuka gerbangnya.

"Assalammualaikum Pak Atan"
"Waalaikummussalam, eh den July tumben pagi-pagi udah kesini"
"biasa pak mau jemput nyonya besar, Mery belum berangkatkan pak?"
"belum den, masuk aja"
July masuk dan memarkirkan motornya ditepi halaman rumah Mery.

"Assalammualaikum"
salam July dan mengetuk pintu rumah Mery

Cery yang berada di ruang tamu langsung bergegas menuju pintu
"Waalaikummussalam"
"hai Cery" sapa July
"Eh kak July!" Cery yang senang lansung memeluk July
"rindukah?"
"sangat teramat"
july yang mendengar tertawa geli

"ayo masuk kak, yang lain lagi sarapan"
Cery menarik tangan July dan mengajaknya keruang makan.
"Bun, Yah, Kak ada kak July nih" teriaknya

Mery yang mendengar tersedak, cepat-cepat ia mengambil minum
"pelan-pelan dong makannya"
Ibunya yang mendengar lansung menuju Mery dan mengelus punggung Mery

SekatWhere stories live. Discover now