Bab 16: MENGHAMBURKAN RINDU

1.7K 256 87
                                    


Pagi tiba. Yoongi dibangunkan oleh Hoseok yang membuka kelambunya dan mengatakan bahwa ia telah mengetahui di mana Jimin disembunyikan.

Hari itu Raja dikabarkan jatuh sakit sampai tidak dapat bangun dari tempat tidur. Semua kegiatannya dibatalkan, tapi persiapan pesta tetap dilanjut meski tanpa pantauannya. Kesempatan ini Hoseok gunakan untuk membawa Yoongi pergi ke kediaman Yoongsun; untuk mengantarnya menemui Jimin dengan dalih menjenguk Raja yang sakit. Hoseok telah melihat celah, dan Yoongi hanya perlu memercayakan itu padanya.

"Aku menduga kalau dia ada di sebuah ruang di bawah perpustakaan pribadi Raja. Kau bisa masuk ke sana dengan membuka sebuah pintu yang tersembunyi di balik celah rak buku yang paling ujung. Aku akan menitah empat orang pengawal untuk ikut bersamamu. Biar mereka lindungi kau dari orang-orang yang berjaga di bawah sana."

Yoongi tercenung.

"Yoongi?" Hoseok menegur dia yang jatuh dalam lamunan.

"Bagaimana kau bisa begitu yakin kalau dia ada di sana?"

Pangeran itu tersenyum sedikit. "Kau hanya perlu menggunakan telinga dan matamu untuk mengamati sekitar secara lebih jeli."

Karena tak paham, Yoongi jadi ragu.

"Aku akan berjaga di kamar Yoongsun dan mengawasinya. Ingat kataku, kau kubiarkan pergi menemui Jimin bukan untuk membawanya kabur dari tempat itu. Ada saatnya aku akan mengeluarkannya dari sana tapi tidak sekarang. Kau mengerti?"

"Ya, Tuan."

Yoongi mengangguk pelan-pelan. Ia tidak menyangkal kalau ia sangat tak sabar, tapi juga takut. Ia sangat menantikan momen ini tapi juga tak siap. Yang bisa dia lakukan hanyalah memantapkan hatinya. Hoseok sudah memberinya jalan dan dia tak boleh mengacaukan itu.

Keduanya lalu datang ke kediaman Raja menjelang siang, dan meski sempat dihadang, tapi pada akhirnya mereka diizinkan masuk setelah Yoongi mengeluarkan perintah. Para penjaga kelewat takut melihatnya. Mereka tahu kalau kedudukannya yang begitu tinggi membuat titahnya tidak bisa dibantah. Jika ia ingin masuk, maka mereka tidak bisa melarang, meski tidak ada persetujuan Raja saat itu.

Lalu Yoongi dan Hoseok pun diantarkan oleh para pelayan ke kamar Yoongsun. Di situ Yoongi melihat saudara kembarnya yang tergolek lemah tak berdaya. Hoseok mendekati ranjang Yoongsun, lalu memandangnya dari situ tanpa berniat membangunkan atau apapun, sementara Yoongi terpaku di tempatnya berdiri. Dadanya berat. Dia tidak tahu kalau akan ada rasa kasihan yang timbul ketika dia melihat saudaranya seperti ini. Sisa-sisa kesedihan semalam seolah menampakkan diri, membiarkannya merasakan kembali penderitaan itu.

Kenapa? Padahal aku membencinya. Yoongi membatin.

Hoseok melirik, dan Yoongi menangkap tatapan itu. Kemudian Yoongi menyuruh para pelayan keluar dari kamar. Mereka mematuhi perintahnya tanpa bantahan. Ketiganya ditinggal dalam privasi. Lantas karena tak ada lagi yang melihat apa yang akan mereka lakukan di dalam sana, Hoseok pun meminta Yoongi untuk segera pergi lewat sebuah pintu kecil yang terdapat di kamar itu.

Tanpa banyak basa-basi, Yoongi mengambil kesempatan. Dia berhasil keluar dari kamar Raja dengan kawalan di depan dan di belakang. Mereka lalu dihadapkan pada lorong-lorong yang saling menyambung. Jalan itu kosong tapi ada kemungkinan pelayan atau juga penjaga lewat di sana, maka dari itu para pengawal yang bersamanya bersikap awas, mengambil celah dalam penjagaan yang tak terpusat selain di sekitar kamar sang raja, sampai akhirnya mereka berhasil masuk ke perpustakaan pribadi yang tak dijaga.

Yoongi memerintahkan pengawalnya untuk mencari pintu yang Hoseok sebut. Lalu setelah menemukannya, mereka mendobrak. Dua orang pengawal masuk terlebih dulu, disusul Yoongi dan sisa pengawal lainnya. Mereka menuruni tangga yang diterangi lentera yang menempel di dinding kanan dan kirinya. Lalu seperti yang telah diduga, di ujung tangga mereka dihadang oleh prajurit bersenjata.

moonshadow [pjm x myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang