PASKIBRA CILIK

138 2 0
                                    

Semenjak kecil dari TK aku selalu aktif di ekskul, teman – temanku pun pasti mengenalku mulai dari drumband, drama dan tari, dan musik. Pasti mereka mengenalku. Kegiatan yang kulakukan di sekolahpun menjadi saranaku untuk memupuk soft skill. Termasuk salah satunya ketika ditunjuk untuk menjadi petugas upacara.

Pengalamanku mengisi hidupku sebagai orang yang cinta negaranya dan berbakti pada nusa dan bangsa tidak banyak. Aku hanya melakukannya saat aku SD. Dan saat itu aku tidak mengenal dunia luar selain teman- teman sekolah, teman – teman bermain dan keluarga. Ibuku orang yang sangat concern dengan kehidupan softskill ku. Jadi beliau selalu mendorongku mengikuti banyak aktifitas diluar jam pelajaran. Tidak mengagetkan bila namaku selalu dipanggil guru untuk urusan – urusan bagian murid.

Contohnya saat aku bertugas sebagai petugas upacara. Aku beberapa kali terpilih sebagai petugas upacara mewakili kelasku. Rasanya selalu bangga ketika berada di depan semua murid dan memimpin mereka. Aku selalu di garis depan. Pengalamanku pertama selalu menjadi pengibar bendera. Dugaanku karena dulu semasa Ibuku sekolah menjadi pengibar bendera jadi aku di dorong untuk menjadi pengibar bendera juga. Setiap aku mau bertugas kami berdua selalu sibuk ke toko untuk membeli kaos kaki, rok putih, jepit rambut, sepatu pantofel untuk melengkapi keperluanku saat bertugas.

Pengibar bendera terdiri dari tiga orang, bagian kanan , kiri , dan tengah. Aku pernah merasakan ketiga bagian itu dan aku selalu bertugas bersama sahabatku. Ya, kami berdua adalah petugas tetap pengibar bendera. Kalau menurutku ini juga dipengaruhi dengan ranking di kelas kami. Aku selalu ranking 7 dan 6 tapi temanku itu ranking 1. Sudahlah,.... Saat itu aku berada di baris kiri aku siap membentangkan bendera dan pasti kendala anak kecil yang bertugas kalau bendera nggak kebalik, tali bendera keserimpet kepuntir atau sebelum lagu selesai bendera sudah di atas. Problem – problem tersebut selalu dipikiranku ketika membawa bendera. Tapi meskipun begitu temanku yang ranking satu ini selalu membisikkanku step – step selanjutnya seperti berbalik, hadap kanan dan hadap kiri, dan mengatur langkah kami supaya sama.

Satu hal penting yang ingin sekali aku lakukan adalah menjadi dirigen. Sangat disayangkan, aku tidak pernah terpilih menjadi dirigen mengiringi lagu Indonesia Raya ataupun Mengheningkan Cipta. Mungkin pertimbangan pertama adalah aku tidak bisa menjadi dirigen, pertimbangan kedua suaraku tidak terlalu bagus.

Bagiku menjadi petugas pembawa acara saat upacara juga cukup sulit karena mesti memakai mic. Untuk membaca teks – teks yang diberikan tidak sulit untukku tetapi aku pasti tidak bisa menahan tawa. Kesalahan yang dilakukan temanku saat latihan upacara bendera terlalu lucu jadi aku tertawa di depan mic dan didengar semua peserta upacara. Hal bodoh yang terlalu lucu untuk diingat kembali.

Ketika kecil selepas pulang sekolah, teman - temanku selalu mendahului aku pulang. Namaku dan nama beberapa temanku disebut guruku untuk tinggal sebentar. Kami selalu senang bila nama kami dipanggil, karena aku dan teman - temanku tahu apa yang akan kami lakukan. Yap benar saja kami harus latihan sebagai petugas upacara dulu.  Ketika aku besar, dan seperti sekarang aku bisa merasakan gejolak ketika aku juga menjadi pemimpin upacara. Meneriakkan komando - komando pada peserta upacara supaya bergerak seirama. 

Sayangnya kegiatan menjadi petugas upacara tidak pernah aku lanjutkan lagi sampai aku besar. Dan hanya itu saja kalau aku pernah bersedia menjadi petugas upacara dan memimpin jalannya upacara sekaligus berbakti kepada nusa dan bangsa.

EASY ESSAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang