Part ~ 2

240 72 75
                                    

°°°°°

Sesuatu yang telah pergi
sulit untuk kembali

°°°°°

*****

Suasana di SMA Theressya pagi ini masih sepi. Belum ada siswa-siswi yang keliatan berlalu lalang di koridor sekolah. Jam memang masih menunjukkan pukul 06.10. Dira hari ini sengaja pergi ke sekolah lebih pagi, karena hari ini Dira tidak ingin melihat raut wajah mama nya yang pasti masih merasa bersedih karena ucapannya semalam.

Dira masih terus menyusuri setiap koridor yang ada di sekolahnya. Ia harus melewati 2 koridor lagi untuk sampai di kelas.

Sekarang sampailah Dira di kelasnya. Yaa di kelas 12 ipa 1. Di kelas inilah Dira dan semua teman-temannya belajar untuk meraih masa depan yang mereka inginkan.

Setelah sampai di kelasnya, Dira langsung melangkahkan kakinya menuju kursinya yang berada di barisan paling depan.

"Good morning Dira." sapa Agnes -teman Dira, setelah ia mendapati Sahabatnya Dira yang sedang duduk sendirian di kursinya.

"ehh lo udah dateng Nes." kata Dira .

"Iya Dir, lo dari jam berapa Dir udah ada di sekolah?" tanya Agnes.

"Dari pagi tadi Nes." jawab Dira seperlunya.

Teetttt...

Teetttt...

Terdengar suara bel masuk yang telah dibunyikan, itu artinya pelajaran pertama akan segera dimulai.

••••••

"Aldira Ramadhita." panggil pak Dani guru fisika di kelas 12 ipa 1. Disaat ia mendapati Dira yang sedang melamun.

"Dir, lo dipanggil pak Dani tuhh." kata Agnes yang sedang mencatat materi yang diberikan Pak Dani.

"Aldira Ramadhita." panggil pak Dani sekali lagi.

"Diraaa... " kata Agnes mengagetkan

"ehh iya apaan?" kata Dira setelah bangun dari lamunannya. Entah apa yang sedang Dira pikirkan, yang pasti ia sedang tidak serius dalam mengikuti pelajaran.

"Saya tidak mau di kelas ini ada siswa yang tidak memperhatikan pelajaran saya!!!" kata Pak Dani meninggikan suaranya.

"Maaf pak, saya tidak.." kata Dira terpotong.

"Sekarang kamu keluar!!!" suruh pak Dani sambil mengarahkan tangan nya ke arah pintu. Pak Dani tidak mendengarkan penjelasan Dira terlebih dahulu.

Dira pun akhirnya dengan berat hati harus melangkahkan kakinya keluar kelas. Pelajaran Fisika adalah pelajaran favorit dari Dira, ia tidak bermaksud untuk tidak memperhatikan Pak Dani. Namun masalahnya sekarang Dira tidak bisa memfokuskan pikirannya pada pelajaran, ia terus saja teringat tentang semua hal yang terjadi pada dirinya sekarang, dan semua hal itu belum bisa Dira terima.

Dira terus melangkahkan kakinya, ia menyusuri setiap koridor yang ada di sekolah. Dira tidak tau kemana ia akan pergi, sampai pada akhirnya ia berhenti di sebuah taman yang cukup luas yang ada di pinggiran sekolah.

Dira lebih memilih untuk tiduran di atas rerumputan yang terbentang hijau, daripada duduk di bangku taman yang sekarang berada tepat di samping nya. Dira ingin merelexkan tubuhnya sejenak, ia ingin menghilangkan semua beban yang selama ini bersemayam di hati kecil nya.

"Mengapa semua ini bisa terjadi padaku? Aku tidak mau semua ini terjadi." kata Dira yang masih tak terima dengan apa yang terjadi pada dirinya sekarang. Lalu perlahan-lahan menutup mata nya.

"Aku harap semua kesedihan ini bisa berakhir ya Tuhan, dan kebahagiaan yang dulu pernah aku rasakan bisa lagi aku dapatkan." pinta Dira dalam hati dengan tangan yang ditelentangkan, sebelum ia benar-benar tertidur.

••••••

"Dir Bangun." kata Agnes membangunkan, sambil mengoyang-goyangkan tubuh Dira, namun tidak ada respon.

Agnes terus berusaha membangunkan Dira, dia takut ada apa-apa dengan sahabatnya itu. Agnes melihat sekeliling taman, SEPI. Semua siswa sepertinya sudah pulang karena memang jam telah menunjukkan pukul 3 sore.

"Dir bagunnn... " Kata Agnes semakin cemas.

Agnes pun ingin segera mencari bantuan, ia pun akhirnya mengambil handphone miliknya. Agnes langsung menelpon Dimas. Dimas adalah sahabat Dira dan Agnes yang bersekolah di SMA Tunas Bangsa. Mereka bertiga telah menjalin persahabatan dari kecil.

"Dim cepet lo kesini!!!"

"Kenapa lo Nes??" tanya Dimas panik.

"Dira Dim, dia pingsan."

"Kenapa Dira bisa pingsan Nes??" tanya Dimas semakin panik. Setelah ia mendengar ucapan Agnes.

"lo jangan banyak tanya, cepetan lo ke sekolah gue SEKARANG!!!" kata Agnes dan langsung mematikan telepon.

Dimas pun langsung mengambil kunci mobil di atas meja belajarnya, setelah mendapatkan kunci mobil, ia pun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi ke arah SMA Therresya untuk menemui kedua sahabatnya.

*****

Hallo readers gimana kelanjutan ceritanya? Semoga kalian semua masih suka yah😂

Jangan jadi siders yahh!!!
Jangan lupa vote and coment nya😊
Terima kasihh

Pilihan Yang SulitWhere stories live. Discover now