9. puan berkelana senja

109 5 1
                                    

Malam menuju hujung april

Ah puan,
Andai kau tau puan.
Malam kini makin riuh redam.
Entah kenapa?
Bintang saja mulai enggan disamping bulan.
Ah semestinya mereka berdampingan.

Ah aku lupa menaruh dimana letak asbak tembakauku.
Bahkan tanpa sadar lamunanku membuat segelintir abu tembakau rontok di sela sela celanaku.

Sebentar puan kucari dulu asbakku.

Ah iya puan sikapmu semakin berubah,
Ah hanya firasatku saja.

Sedetik selang lamunanku.
Dering hapeku berbunyi.
Ah puan, pesan bbm darimu.
Sedikit tercengang aku puan,
Ketika tiba tiba kau mengajakku bersua ditempat pertama kita bertemu.

Pesan pesan singkatmu semakin menjadi jadi anehnya.
Ah katamu, "Kamu ngerasa gak kalau aku akhir akhir ini berubah".

Ah....
Gusti...
Seketika kumerasa malaikatmu mencabut jantungku.
"Iya, aku merasa semakin kesini ...."

Takkan kuperpanjang isi percakapan kita puan.

Ah puan,
Kurasa pertemuan kita beberapa hari lalu,
Sikapmu tetap sehangat soreku.
Ah setelah itu memang ada yang berubah darimu Sekar.

Ah kutunggu saja malam nanti,
Entah aku sudah paham apa yang hendak kau katakan puan.

Kedai pertama kita bertemu.

Sedikit jengkel,
Penjaga kedai ini tak menyalakan lilin dimejaku.
Ah biar saja, kedai ini juga baru buka beberapa menit lalu.

Ah puan kamu dimana?
Baiklah kutunggu saja kamu sedang menuju kesini.
Untung saja tembakauku menemaniku sembari menunggumu.

Seketika.....
Aromamu.
Dan kutoleh kebelakang,
Benar kau baru saja datang.
Ah rautmu,
Mata tajam sayumu,
Senyum memerahmu,
Gincumu meronamu.

Degup degup jantungku terpingkal melihatmu puan yang datang bersama temanmu.
Ah perasaan sedih atau senang bersuamu disini.

Dan kau menyapaku.
"Maaf Bang lama"
"Tenang Neng aku baru datang kok."

"Sebentar puan" kataku dalam hati.

Kurogoh isi tas jinjingku,
Kuambil sebuah buku yang kemarin baru saja kubeli.
Ah iya puan, maaf kemarin aku sempat berbohong.
Aku bercerita kalau aku pergi ke toko buku untuk mencari buku yang kumau.
Ah memang niatku sedikit membuat kejutan kecil untukmu entah apapun yang terjadi malam ini.

"Neng, ini ada buku buat kamu"
"Intelegensi Embun Pagi..."
"Terima ya, bawa saja pulang, dan jaga ia."
"Terima kasih Bang" balasmu dengan raut meronamu.

Kita terdiam puan,
Lilin diseberang meja kita diambil temanmu.
Ah ia bergoyang kala pertemuan dingin kita.

"Sekar, apa yang kamu ingin mau omongin?" Tandasku kala diam menyelimuti kita.
"Aku.... aku ingin kita temenan saja Senja."
"Maksudnya?" Seketika udara dingin menyayat rusukku.
"Aku masih belum siap menjalani hubungan Senja, maaf"
"Ada apa dengan kita Sekar? Apa karena sikap cemburuku yang membuatmu begini?"
"Bukan..."
"Atau orang lain"
"Bukan ... aku cuman terlalu terbiasa dengan kesendirianku."
"Lantas apa yang membuatmu begini?" Kuulang lagi pertanyaanku.
"Aku terlalu nyaman dengan kesendirianku, dan ada sesuatu yang lain."
"Sesuatu yang lain? Apa maksudnya?"
"Iya sesuatu yang lain,maaf aku tidak bisa bercerita"
"........." diamku.
"Sudah tidak ada yang ingin kamu ceritakan lagi senja?"
"Tidak..."

terlewat senja ( Longlist #Wattys2018 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang