Part 2: Hobi yang tersembunyi

102 11 4
                                    

Sesudah dari kantin Clarissa dan teman-temannya langsung ke kelas XI-IPA 4 karna bel masuk berbunyi.
Bu nana masuk ke kelas lalu menyuruh anak-anak membuka buku biologi mereka.
" Bu bosen belajar mulu, main gitu"
Kata Vikar salah satu murid nakal di kelas Clarissa ini.
" KAMU GAMAU BELAJAR?! KELUAR SANA VIKAR" jawab Bu Nana marah-marah. Vikar langsung diam mendengar pernyataan bu Nana yang kayaknya lagi sensi bgt hari ini. Dan semua anak gaada yang berani macam-macam sama guru yang sensi abis ini.

Bel pulang berbunyi. Semua anak gembira dan berbondong-bondong keluar karna punya kesibukan masing-masing setelah sekolah. Ada yang nongkrong, dan ada yang langsung pulang.

Saat clarissa akan keluar gerbang, dia memucat, tidak percaya apa yang dilihatnya. Melihat Farel yang lebam-lebam habis tawuran. Yang membuatnya tambah kaget adalah Farel menghampirinya.
" eh kamu yang waktu itu telatkan? Tanya Farel
" i-iya" jawab Clarissa yang syok setengah mati
" kenapa syok gitu?" Tanya Farel yang keheranan liat Clarissa yang pucat dan ekspresi syoknya.
" gapapa, lo kenapa lebam-lebam gitu?" Tanya Clarissa
" biasalah urusan cowok, saya mau bersihin luka dulu, balik duluan ya"
Pamit Farel yang melangkah menjauh hingga hilang dipandangan Clarissa.

Clarissa pun berpura-pura tidak peduli dan jalan menuju halte bis. Hari itu terik membakar kulit Clarissa yang putih. Clarissa itu bisa dibilang proposional dia itu berhijab, putih, dengan hidungnya yang mancung, matanya yg berwarna cokelat, dan lumayan tinggi.Panas raja siang membuat Clarissa ingin segera pulang dirumahnya.

Sesampainya dirumah, sepi kedua orang tuanya bekerja, segera ia memasuki kamarnya. Kemudian dia mengerjakan pr nya. Dua jam berlalu dan dia sudah selesai dengan PR nya. Dia menatap biola putih miliknya, ingin sekali memainkannya di depan banyak orang. Tapi dia tahu bahwa itu tidak mungkin.

**

Mengkompres luka-luka sudah biasa bagi Farel. Tetapi terlintas pikiran tentang anak yang telat itu alis Clarissa.
" heran deh sama anak itu, gue yang luka kok dia yang pucat" pikir Farel
" Rel malem caw yuk?" Ajak Dimas
" kemana? Hayu lah" jawab Farel
" gampang itu mah" timpal Kevin
" yaudah gue balik dulu ya kabarin gue awas klo gak " ancam Farel
" siap pa bos" jawab teman se geng nya itu secara serempak.

Farel pergi menuju parkiran, mengambil sepeda motor kesayangannya. Lalu ia melesat meninggalkan sekolah dan langsung menuju rumahnya yang terletak di daerah Antapani, Bandung.
" Mah Farel pulang" ucap Farel saat sampai rumahnya.
" eh nak, ayo makan dulu" ajak mamahnya.
" papah pulang gak hari ini?" Tanya Farel
" ngga katanya ada urusan dikantor, mungkin besok pulang ke Bandungnya" jawab Mamah Farel
" bangsat" gumamnya dalam hati

Ayahnya Farel bekerja di Jakarta dan seminggu sekali pulang ke Bandung. Tetapi bukan itu yang membuat Farel geram dengan ayahnya itu. Ia tahu bahwa ayahnya berselingkuh dengan wanita lain. Tetapi dia tidak bisa mengatakan kepada ibunya. Sebenarnya dia tidak tahan, tetapi jika ia memberitahu kepada ibunya, bisa-bisa ibunya kena serangan jantung. Itu yang sangat menjadi pertimbangan Farel. Pikirannya kacau. Dan ia segera memasuki kamarnya, dan tidur.

**

Keesokan harinya Clarissa pergi sangat pagi, agar tidak terlambat seperti kemarin. Sekitar jam 6 dia sudah sampai sekolah. Lorong-lorong yang sepi, udara yang masih segar. Itulah kenapa ia menyukai kota kembang ini. Dia berjalan ke lantai dua, tak sengaja ia melihat Farel, Clarissa panik. Akhirnya dia berbalik arah, tetapi sesuatu menyentuh pundaknya.
" heh kamu kok liat saya kaya liat hantu sih?" tanya Farel heran
" e-eh enggak kok, cuman mau ke kama mandi aja" jawab Clarissa karna malu ketahuan.
" santai aja kali, saya gak gigit kok. Oh ya nama kamu siapa?" Tanya Farel lagi
" hehe iya, Clarissa Nur Arlita" jawab Clarissa canggung.
" oh Clarissa, kenalin saya Farel" ucap Farel sambil mengulurkan tangan.
" iya, gue balik ke kelas dulu ya" jawab clarissa yang terlihat buru-buru.
Sesampainya dikelas diapun menceritakan apa yang baru saja di alaminya.
" gais, farel ngajak gue kenalan" ucap Clarissa dengan suara yang kecil agar tidak terdengar temannya yang lain.
" eh buset masa sih? Si Farel kesambet apaan nih, gue pertama kali liat begini nih" timpal Zahra kebingungan
" ah mungkin suka aja Clarissa kita ini" jawab Kania
" iya soalnya dia gapernah kaya gini kan?" Timpal Rara setuju
" ah udh kalian ngaco nih ngomongnya" ucap Clarissa

Hari sabtu pun tiba ia pergi ke salah satu studio yang mengadakan audisi band. Clarissa berharap dapat lolos dia hanya ingin memanfaatkan waktu luangnya untuk bermain alat musik kesayangannya.
" Bismillah semoga gue lolos" ucap clarissa sambil berdoa.
Setelah dari studio ia bergegas menuju salah satu taman bandung untuk menenangkan diri sekaligus mengerjakan tugas. Dia sedang tidak ingin di ganggu siapapun. Emosi nya menyeruak, tak ingin terdengar oleh siapapun dan apapun.

Sejauh Bintang, Sedekat NadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang